Tampilkan postingan dengan label Unik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Unik. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Juli 2012

10 Ketakutan atau Phobia Paling Aneh di Dunia


1. Papaphobia: takut Paus


Dihormati sebagai seseorang yang penuh kebaikan dan sangat hebat di dunia, jutaan jemaah meiminta restunya. Terkecuali bagi mereka yang menderita “Papaphobia”, ketakutan terhadap paus atau kepausan. Gejalanya bisa berupa nafas pendek, nafas cepat, detak jantung tidak menentu, berkeringat, muak dan perasaan takut. Dan ketakutan ini mungkin tidak hanya pada paus sendiri, seseorang yang menderita papaphobia kemungkinan juga takut pada Gereja Katolik Roma.

2. Arachibutyrophobia: takut memakan selai kacang


Memakan selai kacang sangat menantang bagi orang-orang dengan arachibutyrophobia, karena mereka akan sangat takut bila selai itu masuk ke mulut mereka.

3. Trichophobia: takut rambut rontok


Kalau ada rambut di makanan anda berarti anda baik-baik saja, tapi bila anda melihatnya di mana-mana, anda mungkin menderita Trichophobia. Dari bahasa Yunani Thrix (rambut) dan phobia (takut), ini adalah ketakutan atau ketidaksukaan yang disebabkan melihat rambut rontok di baju atau di manapun.

4. Nomophobia: takut bepergian tanpa kontak ponsel


Bagaimana perasaan anda saat ponsel anda tidak ada sinyal? Bisakah anda mematikan ponsel anda seharian? Apa anda telah kehabisan pulsa atau batrai, kehilangan ponsel anda atau berada di daerah tanpa sinyal, tidak ada ponsel menjadi panik adalah gejala di kebiasaan sehari-hari, disebut sebagai “Nomophobia”.

5. Ephebiphobia: takut remaja


Pertama disebut sebagai “takut dan segan pada remaja”, sekarang fenomena ini lebih dikenal dengan “karakterisasi anak muda yang tidak teliti, berlebihan dan sensasional” di berbagai tempat di dunia. Sosiologis Ray Oldenburg menghubungkan slek antar generasi dan “menjauhnya remaja dari orang dewasa di masyarakat Amerika” ke “orang dewasa yang merasa aneh dan takut pada remaja.” Takut remaja dan penolakannya sering disamarkan dengan kebebasan antara mereka.

6. Scopophobia: takut diperhatikan


Perasaan sangat takut yang berlebihan bila diperhatikan atau dpandang, Scopophobics cenderung menghindari daerah yang ramau seperti mall dan tempat berkumpul orang lainnya. Bahkan pekerjaan mudah seperti menyetir mobil bisa menjadi sangat sulit, karena penderita akan merasakan perasaan takut yang akut dan resah karena mereka merasa diperhatikan, juga oleh mobil di sebelah mereka, atau dari mobil di belakang atau depan mereka lewat kaca spion.

7. Spectrophobia: takut cermin


Ketakutan seperti ini menumbuhkan rasa takut yang tidak wajar pada cermin dan saat melihat bayangan sendiri. Penganalisa jiwa (psychoanalyst) Sandor Ferenczi membagi masalah ini ke dalam dua penyebab: takut pengetahuan sendiri dan takut sifat sendiri.

8. Phagophobia: takut menelan


Di keadaan lebih sejuk seorang phagophobe hanya mengkonsumsi makanan cair dan makanan lembut, ketakutan ini ditunjukkan dengan berbagai keluhan menelan tanpa alasan fisik yang terdeteksi oleh pemeriksaan dan analisis laboratorium. Phagophobia mungkin mengarah (dan dipusingkan) pada takut makan, dan salah makan juga kehilangan berat badan.

9. Vomitophobia: takut muntah


Vomitophobia adalah takut luar biasa pada muntah dan juga pada orang muntah. Pada kasus seperti ini, penderita cenderung tidak mau makan, bersosial dan pergi ke pesta. Mereka mungkin sulit makan dan itulah mengapa banyak yang didiagnosa anorexic (takut gemuk), tapi bukan bulimia karena penyakit ini juga membuat berat badan berlebih atau berat ideal.

10. Triskaidekaphobia: takut nomor 13


Salah satu dari ketakutan biasa, tapi tetap dirasa bodoh, bahkan Adolf Hitler adalah triskaidekaphobic. Ada istilah tersendiri untuk ketakutan pada Jum’at tanggal 13, disebut paraskavedekatriaphobia. Tetraphobia adalah takut pada nomor 4, lebih terkenal di Cina, Jepang dan Korea.

Selasa, 05 Juni 2012

10 Sepatu Terunik Di Dunia


SEPATU dan sandal merupakan kebutuhan primer yang pastinya selalu ada dalam tiap hunian. Setiap orang pasti punya kedua alas kaki tersebut. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah sepatu dan sandal di dunia. Berikut, deretan 10 sepatu yang menjadi sejarah di dunia.

1. Okobo (Jepang, abad 18 – sekarang)
Alas kaki ini disebut juga dengan bakiak. Geisha magang atau maiko mengenakannya bukan demi alasa fashion semata, namun juga untuk alasan praktis. Pasalnya, wanita penghibur Jepang itu selalu mengenakan kimono (pakaian khas Jepang) yang mahal. Mereka tak mau pakaian kotor terkena lumpur jalanan.

Okobo dibuat dari sebatang kayu yang dibentuk menyerupai tapak sepatu. Biasanya kayu tersebut diselesaikan apa adanya, namun banyak juga yang bahkan tak dipernis sama sekali.
Selama musim panas, maiko biasanya mengenakan Okobo hitam yang telah dipernis. Tinggi sepatu Okobo umumnya mencapai 14 cm, dan sol kayunya diukir cekung, sehingga menimbulkan bunyi tersendiri ketika dipakai berjalan.
Faktanya, kata Okobo sendiri diambil sebagai perwakilan dari bunyi yang timbul saat sepatu dipakai jalan. Bentuk tali A V (mirip sandal jepit) biasanya dipilih, sedangkan warna talinya disesuaikan dengan status maiko. Untuk maiko baru akan mengenakan Okobo tali merah, sedang yang hampir menyelesaikan magangnya menggunakan tali kuning.

2. High heel untuk pria (Eropa, tahun 1700-an)
Tahun 1700an, stoking menempati posisi yang sama pentingnya dengan sepatu bagi para pria di Eropa. Sebab fashion saat itu berfokus pada kecantikan area tubuh bagian bawah.

Saat ‘demam’ penampilan kaki ramping tiba-tiba mewabah, Louis XIV kemudian tampak mengenakan sepatu high heel bersol merah. Dan tentu saja, ketika sang raja mengenakannya, maka tak lama kemudian seluruh rakyat pun turut mengikuti tren tersebut.

3. Kabkabs (Libanon, abad 14-17)
Perak yang menghiasi cekungan kayu, itulah arti sederhana Kabkabs atau nalins yang pernah dipakai wanita Timur Tengah untuk melindungi kaki mereka dari kotornya debu dan lumpur jalanan. Bagi mereka yang kaya raya, seringkali sepatu kayu ini dihiasi dengan mutiara. Dengan tinggi hak beberapa inci serta sulaman kulit, sepatu ini biasanya dibikin dengan tali pengikat yang terbuat dari sutra atau beludru.

Nama Kabkabs sendiri diperoleh dari bunyi yang ditimbulkan alas kaki ketika dipakai berjalan di atas lantai marmer. Bagian atasnya disulam dengan perak, emas, atau kawat pewter (campuran timah putih dan hitam). Untuk acara khusus seperti pernikahan, cekungan kayu tersebut biasanya dihiasi seluruhnya dengan perak. Sedangkan secara sosial, sepatu ini hanya dipakai oleh kaum wanita saja.

4. Sepatu kulit pohon
Pada permulaan abad 20, para wanita mengenakan kulit kayu sebagai alas kaki sehari-hari, tentunya dengan lapisan kain pada bagian dalamnya. Tak hanya itu, kain juga digunakan untuk melindungi lapisan kulit sepatu dari hujan, lumpur, dan salju.

Biasanya sepatu ini dibuat dari kulit pohon Birch, namun bisa juga dari kulit pohon kapur atau linden (daunnya berbentuk hati). Norwegia, Swedia, dan bahkan Rusia memiliki versi masing-masing untuk jenis sepatu ini. Masa hidup sepatu kulit pohon tersebut biasanya hanya sekitar 1 minggu saja.

5. Chopines (Italia, 1580-1620)
Hanya sedikit museum yang menyimpan Chopines asli. Meski debutnya dimulai sejak masa renaissance, namun banyak wanita Italia yang masih mengenakannya hingga permulaan abad 17.

Seperti Okobo Jepang, Chopines juga memiliki tingkat kepraktisan tinggi. Tujuan utama penggunaan sepatu ini adalah agar penggunanya tampak menyolok sebab mampu ‘mengangkat’ tubuh pemakai hingga 18 cm lebih tinggi.
Sepatu bernilai mahal ini dibuat dari kayu yang dilapisi sutra lembut atau beludru. Selain itu, alas kaki ini biasanya juga dipermanis dengan penambahan renda perak, paku payung, dan sulaman sutra.

6. Padukas (India, tahun 1700-an)
Padukas termasuk alas kaki tertua dan mewah di India. Lebih dari sekedar sol dengan tonggak dan kenop, alas kaki ini umumnya dibuat dari bahan perak, kayu, besi, atau bahkan gading.

7. Sepatu kayu untuk sang pengantin (Perancis, akhir abad 19)
Dari lembah Bethmale (sebelah selatan kota Saint Girons, distrik Ariege), muncullah sepatu pengantin unik ini. Dibuat dari sebongkah kayu yang diambil dari pohon walnut beserta akarnya, para pria biasa menciptakan sepatu ini untuk calon pengantinnya kelak. Dikatakan bahwa semakin tinggi ujungnya, maka semakin besar pula rasa cinta sang pria pada calon istrinya.

8. Ballet boot (1980an-sekarang)
Alas kaki kontemporer ini mulanya dipakai sebagai jimat saja. Namun seiring waktu berjalan, alas kaki ini semakin terkenal dalam dunia fashion, khususnya Jepang.

Struktur sepatu ini mirip dengan sepatu balet yang dibumbui dengan hak super tinggi, sehingga tercipta kesan bahwa pemakainya dipaksa untuk berjinjit setinggi mungkin seperti yang dilakukan para balerina saat sedang menari.
Ballet boot ini memperoleh popularitasnya pada tahun 1980an, dan sekarang tersedia di seluruh dunia.

9. Sepatu kuncup teratai (China, abad 10-tahun 2009)
Tradisi Han di China yang mengharuskan kaki wanita diikat sehingga tampak kecil seperti kuncup teratai ini berlaku selama ribuan tahun. Sepatu dari wilayah utara, khususnya Beijing, memiliki bentuk mangkuk, dengan sol super cekung.

Sebagai bagian dari mas kimpoinya, seorang wanita akan membuat beberapa pasang sepatu sebagai bukti bahwa ia mampu menjahit. Setelah menikah, mempelai lalu membagikan sepatunya pada saudari ipar dalam upacara khusus. Untunglah kejayaan sepatu mungil tersebut telah berakhir…

10. Sepatu Armadillo
Armadillo sendiri berarti binatang pemakan serangga. Baru-baru ini, di tahun 2010, Alexander McQueen meluncurkan satu set sepatu armadillo yang kemudian dipopulerkan oleh Lady Gaga dan beberapa selebriti lainnya.